Senin, 21 April 2008

Terbang Terpisah

Menanggapi fenomena seringnya terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia, sepertinya terbang terpisah bagi keluarga seperti suami-istri-anak-kerabat bahkan teman dan rekan kerja menjadi alternatif pilihan.

Bagaimanapun terbang saatini seperti menyetorkan nyawa ke pihak maskapai,
kalo landing mulus atau landing di airport lain pulau dan kita masih selamat, kita bisa berkata "Syukur..alhamdullilah selamat..." kalo lagi apes pesawat yang kita tumpangi
landing terbakar, roda pesawat meleset atau kalo paling horor pesawatnya "menghilang"
seperti yang pernah terjadi dengan Adam Air beberapa waktu lalu.

Diyakini atau tidak, keberadaan pesawat terbang dewasa ini sangat vital untuk memenuhi kebutuhan perjalanan. Selain efisien waktu, pesawat juga mengatasi kemacetan secara dia lewat udara. Pesawat juga memiliki market yang sangat lumayan di Indonesia yang memiliki kurang lebih 200 juta penduduk.

Sayangnya hal ini tidak berbanding lurus dengan tingkat pelayanan dan maintenance dari pesawat itu oleh pihak maskapai. keselamatan penumpang seperti hanya dihargai seharga tiket perjalanan. Begitu juga jika terjadi delay karena berbagai alasan yang lagi-lagi pihak konsumen HARUS MENGERTI sedangkan jika penumpangnya yang sedikit terlambat dia juga HARUS MENGERTI jika tiketnya hangus jika Non Re-fund.

Dari bebagai pertimbangan diatas, melakukan perjalanan terpisah jika memilih perjalanan melalui udara tentunya bukan pilihan yang buruk, atau kalo mau alternatif lain terbang pakai pesawat yang berbeda.

Mungkin dulu pergi bareng temen pacar atau keluarga bareng-bareng, naik pesawat ataupun kereta api adalah pilihan yang menyenagkan tapi saat ini?! ehmm...seneng boleh bareng tapi mati juga bareng-bareng..wadow..jangan dong..
Kasihan kan kalo punya anak trus anaknya jadi yatim piatu gara-gara mati karena terbang satu pesawat dan pesawatnya "kebetulan" mengalami kecelakaan.


Cheerss..

evi

Tidak ada komentar: