Cengkeraman blog sudah menjalar ke segala ranah. Dari sekadar ranah ‘ecek-ecek’ hingga ranah pilitik. Ditambah lagi situs jaringan sosial yang sudah berganti wujud menjadi zat adiktif bagi semua mahluk yang kenal dengan spesies bernama internet.
Hari gini gak punya blog? Duhhh…
Jika dulu makanan pokok memiliki slogan ‘4 sehat 5 sempurna’ sekarang sudah saatnya menjadi ‘5 sehat 6 sempurna’ apakah yang keenam? Tentu saja internet!
Internet saat ini adalah salah satu kebutuhan pokok, akuilah saja.
Orang boleh memilih tidak menggunakan internet, tapi resiko yang ditanggung sudah pasti dia akan ketinggalan dan mau tak mau akan terus ketinggalan karena dunia teknologi informasi makin berkembang dan terus berkembang.
Di era informatika yang tak jauh-jauh juga dari berkembangnya gadget, menjadi pemeran penting dalam membentuk generasi baru, generasi blog, generasi FB, generasi iPod dan sekarang generasi iPhone.
Jika saya sedang di busway atau menunggu di ruang tunggu bandara, ruang tunggu terminal bus atau kereta api hampir sebagian besar pada tiap pasang telinga ada kabel kecil panjang yang menggelantung manja di sana.
Sehingga setiap kali ada orang bertanya pasti akan diawali dengan kata; ‘Apaa..?!’ sambil melepaskan kabel dengan gumpalan plastic diujungnya. Siapakah mereka? Apakah Anda termasuk di dalamnya? Itulah mereka, generasi sekarang, ‘What Generation’.
Hujan tema di blogsphere pun tak jauh-jauh dari ulah si ‘What Generation’ ini. Berbagai tema datang silih berganti di dunia blog.
Tetapi.
Ternyata saya masih sedikit bingung dengan pola pikir masyarakat kita yang katanya sudah mulai melek teknologi ini, yang sudah jadi ‘What Generation’ ini.
Blog yang katanya adalah media paling terbuka dan demokratis, semua orang bisa ‘ngoceh’ apa saja tentang yang mereka mau. Namun mana kala ada tema yang sedikit berat, pasti dibilangnya ‘kok berat yaaa….aku gak mau baca ah yang berat-berat..’
Kalo terlalu ringan akan diikuti komentar..‘ih gak penting banget sih..’
Kalo ada komentar yang menanggapi untuk memberi kritik, langsung meradang dan mencaci-maki yang menggkritisi sampai akhirnya merembet hingga jadi kasus pencemaran nama baik padahal mungkin awalnya hanya ingin mengkritisi saja.
Kalo ada komentar yang ringan-ringan saja, dibilangnya ‘kalo gak niat kasih komentar gak usah komentar..’
Jika ada yang posting tema-tema yang lagi hot dibilangnya ‘ikut-ikutan saja, gak kreatip, pasti cuma mau naikin traffic saja di blog-nya, gak mutu!..’
Kebalikan dari ‘what generation’ saya akan pakai ‘generation what’ kita ini sebenarnya hidup di generasi apa?
Seharusnya bagaimana?
Apakah generasi yang tidak peduli apapun ‘lo lo - gue gue’ ? Genarasi narsis yang setiap individu adalah the center of the universe dan ogah dengar kritikan orang lain?
Generasi yang gak mau tahu -dan parahnya- diadopsi oleh pemerintahannya juga?
Atau memang masyarakat kita dan generasi sekarang entah karena salah asuhan, salah memilih teman atau salah memilih lingkungan, adalah generasi yang sudah terbiasa dimanja oleh keadaan? Hingga tak bisa mengunyah apapun dan segala yang ada di depannya langsung telan jika terlihat bagus dan langsung melepehnya jika terlihat buruk?
Bila disodori yang sedikit perlu ‘kunyahan’ saja langsung mengeluh ini dan itu.
Apakah memang sejak dulu masyarakat kita doyan mengeluh dan tidak pandai mengunyah?
Sekarang banyak sekali peristiwa yang jika dari luar ‘tampak seolah-olah’ itu adalah murni kasus. Tapi setelah dikunyah lebih jauh itu tidak lebih dari sekadar rekayasa dan sandiwara belaka. Dan pada akhirnya kita merasa seperti orang bodoh yang memang pantas diberi berita bohong dan layak dibodoh-bodohi.
Mungkinkah ini terkait dengan karakter masyarakat kita yang sukanya main telan dan tidak mau mengunyahnya?
-Eviwidi-
Book Reviewer,Pecinta Buku,Blogger.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar